
TRANS TV - Rido pada Sakit Hati adalah Jalan untuk Terbebas dari Belenggu Dendam | Setiap orang pasti pernah merasakan sakit hati, entah itu karena pengkhianatan, kehilangan, atau kegagalan. Dalam pandangan Islam, rasa sakit ini bukanlah tanda kelemahan, melainkan bagian dari takdir Allah SWT yang harus kita hadapi dengan lapang dada. Sikap ini dikenal sebagai rida, yaitu kerelaan untuk menerima ketentuan Allah yang berada pada tingkat spiritual yang lebih tinggi daripada sekadar bersabar.
Dengan rido pada sakit hati, seorang mukmin percaya bahwa segala musibah terjadi atas izin-Nya, seperti yang dinyatakan dalam QS. At-Taghabun [64]: 11, "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya..."
Keyakinan ini menjadi kunci untuk meraih ketenangan hati, karena di balik setiap ketetapan Allah terdapat hikmah terbaik, meskipun mungkin kita belum bisa memahaminya sepenuhnya. Rido pada sakit hati adalah jalan menuju pembebasan spiritual dari belenggu dendam dan keputusasaan.
Seseorang yang rido pada sakit hati tidak hanya menahan diri dari keluhan, tetapi hatinya juga pasrah dan puas terhadap takdir, seperti yang diajarkan Rasulullah SAW tentang keutamaan seorang mukmin yang selalu berada dalam kebaikan, baik di saat suka maupun duka, "Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah kebaikan, dan itu tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia mendapatkan kesulitan, ia bersabar, maka itu baik baginya" (HR. Muslim).
Photo by Habib Dadkhah on Unsplash