
TRANS TV - House of Lay, yang juga dikenal sebagai Latarase, berdiri dengan gagah di jantung kota Pangkalpinang, Bangka, menjadi saksi bisu dari kehadiran dan kontribusi signifikan komunitas Tionghoa di pulau ini. Dibangun oleh Lay Fong Joe, generasi pertama keluarga Lay yang tiba di Bangka sekitar tahun 1830-an, rumah ini lebih dari sekadar tempat tinggal keluarga; rumah ini merupakan pusat kegiatan ekonomi dan sosial pada masanya.
Keberadaannya yang mencolok di antara bangunan-bangunan modern saat ini menyoroti nilai historisnya sebagai penanda awal pemukiman dan perkembangan komunitas Tionghoa di Pangkalpinang, terutama pada masa peralihan kekuasaan dari VOC ke pemerintah Belanda. Rumah ini telah diwariskan selama lima generasi dan sekarang berfungsi sebagai galeri dan bistro, mengubahnya menjadi ruang publik di mana pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan warisan budaya yang kaya dari orang Tionghoa di Bangka.
Yang membuat House of Lay istimewa adalah arsitekturnya yang unik, memadukan unsur tradisional Melayu, gaya rumah marga Hakka, dan sentuhan Eropa. Lebih dari sekadar bangunan fisik, Rumah Lay menyimpan berbagai artefak dan perabot antik milik keluarga Lay, yang masing-masing menceritakan kisah kehidupan dan pengaruh mereka di Bangka.